Sabtu, 14 Agustus 2010

kenAnGaN teRinDaH "uNtuK yAng tersakiti" maaf

Teruntuk seseorang yang pernah ku sakiti...
Teruntuk seseorang yang kecewa dengan tingkahku selama ini,
untuk dia yang terus berdiam diri,,
untuk seseorang yang pernah mengisi namanya dihatiku ini.

Assalamu’alaikum wahai engkau yang pernah tersakiti,

Lama kita tidak saling mengirim kabar, teramat lama juga kita membangun luka antara sesama kita. Maafkanlah aku yang terus kecewa, namun aku tak pernah mengerti cara yang dewasa yang kau anggap baik untuk menyayangimu. Maafkanlah aku yang tak pernah dewasa dalam mengambil sikap.

Teramat lama aku ingin segera mengakhiri perang dingin ini. Teramat lama aku ingin kita kembali berteman seperti dulu lagi, tanpa harus ada makian antara aku dan kamu. Teramat lama dan telah teramat sesak aku menunggu waktu yang tepat untuk mengucapkan kata maaf ini
Maka maafkanlah aku.
Apakah engkau harus terus memegang kata: tidaklah mudah untuk memaafkan???

Bukankah Tuhan saja Maha Pemaaf, namun mengapa aku atau engkau tidak mampu memaafkan?
Sudah menjadi tuhan-tuhan kecilkah kita?
Atau memang engkau telah memaafkan segala kesalahanku? Namun mengapa telah terputus tali silaturahmi diantara kita?

Jangan seperti itu. Sungguh jangan seperti itu. Janganlah begitu mudah memutuskan sesuatu yang berat, janganlah begitu mudah membenci sesuatu...

Terlalu sakitkah dirimu sehingga engkau begitu membenciku???
Jangan seperti itu. Sungguh jangan seperti itu.

Dulu kita pernah berteman baik sekali,,,Dulu engkau begitu pengasih, hingga tahu betapa aku menginginkan sesuatu dan engkaupun memberikannya. Dulu, kita berdua begitu baik.

Namun mengapa setelah datang kebaikan, timbul keburukan?

Sedari awal, aku telah memaafkanmu. Bahkan aku merasa, kesalahanmu di mataku adalah akibat salahku. Aku yang memulai menanam angin, dan aku melihat badai di antara kita. Badai dingin yang amat begitu menyesakkan. Paling tidak untukku.

Jangan takut jika engkau khawatir perasaan cinta yang dulu melekat akan kembali timbul. Aku bukanlah seseorang yang seperti dulu lagi. Aku telah mengubah sudut pandangku tentang seseorang yang layak aku cintai.

Mengapa setelah habis cinta timbul beribu kebencian. Mengapa tidak mencoba membuka hati untuk seteguk rasa maaf. Jujur, bukan dirimu saja yang tersakiti, namun aku juga. Namun aku mencoba membuang semua sakit yang begitu menyobek hati.
Andai engkau tahu wahai engkau yang pernah kusakiti....

Pernahkah engkau menangis karenaku seperti aku menangis karenamu?
Seperti aku terisak dihadapanmu. Pernahkah?

Mungkin dirimu telah menemukan seseorang yang begitu engkau sayangi. Seseorang yang mampu membangkitkan hidupmu lagi, tetapi aku? Pernahkah engkau berpikir betapa hal yang engkau lakukan terhadapku begitu berdampak???
Bahkan setelah itu aku masih memaafkanmu, bahkan aku menunduk memintamu memaafkan aku.

Bahkan Tuhan saja memaafkan....

Tahukah wahai engkau yang pernah tersakiti, betapa aku meneteskan air mata saat menulis ini. Betapa aku seolah pendosa laksana iblis yang terkutuk. Apakah engkau mengerti apa yang kurasakan? Mengertikah dirimu?

Tak pernah ada manusia yang luput dari suatu kekhilafan. Tidak aku, tidak juga kamu wahai engkau yang pernah tersakiti. Maka, bukalah pintu maafmu itu.

Untuk ini, untuk kekhilafanku yang lampau, untuk kenangan yang membuat aku,,,kamu,, sakit,
untuk segala sesuatu tentang kita, aku minta maaf.

Wassalam....

Tidak ada komentar: