Jumat, 13 Agustus 2010

wardani.arif: TANPA CINTA BAG.3 (CERPEN)

wardani.arif: TANPA CINTA BAG.3 (CERPEN): "hmmm.’’aku terlealp lagi.. mama berteriak liya bangun tau tidak ini jam brapa sudah sore, ia mama jawab ku masih dlm keadaan mengantuk ku ..."
Read More >>

"renungan ramdhan, menghitung harga napas kita"

Bernafas, mungkin sudah dianggap biasa dan tak lagi menarik dibahas oleh sebagian orang. Pasalnya, sejak bangun tidur sampai terlelap, manusia tak lepas dari kegiatan mengambil udara di alam bebas ini. Namun, pernahkah Anda memperhatikan bagaimana nikmat Allah ini sebenarnya bernilai miliaran rupiah? Tak perlu menghitung kegiatan bernafas secara keseluruhan yang melibatkan berbagai organ tubuh, cukup kiranya menjumlah rupiah dari setiap udara yang dihirup.

Sekali bernafas, umumnya manusia memerlukan 0,5 liter udara. Bila perorang bernafas 20 kali setiap menitnya, berarti udara yang dibutuhkan sebanyak 10 liter. Dalam sehari, setiap orang memerlukan 14.400 liter udara.

Lalu, berapa nilai tersebut bila dirupiahkan? Sebagaimana diketahui, udara yang dihirup manusia terdiri dari beragam gas semisal oksigen dan nitrogen. Keduanya, berturut-turut 20% dan 79% mengisi udara yang ada di sekitar manusia. Bila perbandingan oksigen dan nitrogen dalam udara yang manusia hirup sama, maka setiap kali bernafas manusia membutuhkan oksigen sebanyak 100 ml dan 395 ml lainnya berupa nitrogen. Artinya, dalam sehari manusia menghirup 2880 liter oksigen dan 11.376 liter nitrogen.

Jika harga oksigen yang dijual saat ini adalah Rp 25.000 per liter dan biaya nitrogen per liternya Rp 9.950 (harga nitrogen $ 2.75 per 2,83 liter), maka setiap harinya manusia menghirup udara yang sekurang-kurangnya setara dengan Rp 176.652.165. Dengan kata lain, bila manusia diminta membayar sejumlah udara yang dihirup berarti setiap bulannya harus menyediakan uang sebesar 5,3 Miliar rupiah. Dalam setahun, manusia dapat menghabiskan dana 63,6 Miliar.

Itu hanya jumlah uang yang diperlukan dalam setahun. Bila dihitung seluruh kebutuhan seumur hidup, pastilah nilainya lebih mencengangkan lagi. Sungguh, Allah maha pemurah atas segala karunia-Nya. Tak terkecuali nikmat Allah dari udara yang digunakan manusia sebagai bahan bernafas setiap saatnya.

Udara yang melimpah ruah di alam adalah bukti kasih sayang Allah yang luar biasa. Sekumpulan gas tersebut diberikan Allah kepada manusia dengan cuma-cuma. Tak sepeser pun dipungut dari manusia atas nikmat yang amat penting tersebut. Oleh karenanya, sudah sepantasnyalah manusia bersyukur kepada Sang Pencipta. Dia-lah Rabb yang mengurus kita di siang dan di malam hari sebagaimana firman Allah,“katakanlah: ‘Siapakah yang dapat memelihara kamu di waktu malam dan siang hari selain (Allah) Yang Maha Pemurah?’…”(QS Al Anbiyaa’ 21: 42).
Read More >>

kisah nabi nuh as

“Sesungguhnya Kami telah mengutus Nuh kepada kaumnya (dengan

memerintahkan): "Berilah kaummu peringatan sebelum datang

kepadanya azab yang pedih", (QS Nuh [71] : 1)

Teman-teman, pernahkah kalian mendengar atau membaca kisah Nabi

Nuh alalhis salam? Beliau adalah Nabi yang diutus kepada umat manusia

yang terdahulu dan juga Rasul yang pertama.

Menurut beberapa riwayat, Allah mengutus Nabi Nuh alalhis salam

sepuluh abad setelah Nabi Adam alaihis salam. Beliau juga merupakan

manusia pertama di muka bumi yang membuat kapal untuk berlayar,

dengan petunjuk dari Allah. Banyak ayat-ayat dalam Al-Qur’an yang

mengisahkan tentang Nabi Nuh alaihis salam.

Yuk, kita simak bersama-sama kisah perjuangan dakwah

beliau kepada umat manusia....!

Nabi Nuh _ diutus Allah Ta’ala ketika manusia menyembah berhala

dan tenggelam dalam kesesaan dan kekafiran. Kemudian Allah _

mengutusnya sebagai rahmat bagi umat manusia.

Di dalam Al-Qur’an, Allah _ telah menceritakan kisah Nabi Nuh dan

kaumnya serta azab berupa taufan yang membawa banjir yang besar,

yang diturunkan-Nya kepada mereka yang kafir, dan juga kisah

penyelamatan yang Dia lakukan kepada orang-orang yang berada di

dalam perahu.

Allah mengisahkan ketika Nabi Nuh _ menyeru kepada kaumnya

dan berkata: “Sesungguhnya aku adalah pemberi peringatan yang nyata bagi kamu,

agar kamu tidak menyembah selain Allah. Sesungguhnya aku takut kamu

akan ditimpa azab (pada) hari yang sangat menyedihkan". (QS Hud [11] :

25-26)

Maka para pemimpin yang kafir dari kaumnya berkata:

“Kami tidak melihat kamu, melainkan (sebagai) seorang manusia (biasa)

seperti kami, dan kami tidak melihat orang-orang yang mengikuti kamu,

melainkan orang-orang yang hina dina di antara kami yang lekas percaya

saja, dan kami tidak melihat kamu memiliki sesuatu kelebihan

apapun atas kami, bahkan kami yakin bahwa kamu adalah

orang-orang yang dusta". (QS Hud [11] : 27)

Demikianlah, orang-orang kafir mendustakan Nabi Nuh _. Dan para

pemuka kaumnya itu juga berkata:

"Sesungguhnya kami memandang kamu berada dalam kesesatan yang

nyata". (QS Al-A’far [7] : 60)

Dan Nabi Nuh pun menjawab:

“Hai kaumku, tak ada padaku kesesatan sedikitpun tetapi aku adalah

utusan dari Tuhan semesta alam. Aku sampaikan kepadamu amanatamanat

Tuhanku dan aku memberi nasehat kepadamu.

dan aku mengetahui dari Allah apa yang tidak kamu ketahui".

(QS Al-A’raf [7] : 61)

Nabi Nuh _ dengan sabar berdakwah kepada kaumnya, selama 950

tahun mengajak mereka untuk beribadah hanya kepada Allah saja, dan

tidak menyekutukan Allah dengan sesuatu apapun. Beliau juga

mengingatkan kaumnya akan nikmat-nikmat Allah yang telah Dia

anugerahkan kepada mereka. Namun tidak ada orang yang beriman

kepadanya kecuali hanya sedikit saja.

Kaumnya bahkan selalu menentangnya dan berkata:

"Hai Nuh, sesungguhnya kamu telah berbantah dengan kami, dan

kamu telah memperpanjang bantahanmu terhadap kami, maka

datangkanlah kepada kami azab yang kamu ancamkan kepada

kami, jika kamu termasuk orang-orang yang benar".

(QS Hud [11] : 32)

Karena sikap kaumnya yang selalu menentang, Nabi Nuh kemudian

mengadukan mereka kepada Allah.

Nabi Nuh berkata:

"Ya Tuhanku sesungguhnya aku telah menyeru kaumku malam dan siang,

maka seruanku itu hanyalah menambah mereka lari (dari kebenaran).

Dan sesungguhnya setiap kali aku menyeru mereka (kepada iman) agar

Engkau mengampuni mereka, mereka memasukkan anak jari mereka ke

dalam telinganya dan menutupkan bajunya (kemukanya) dan mereka

tetap (mengingkari) dan menyombongkan diri dengan sangat.”

(QS Nuh [71] : 6-7)

Begitulah kaum Nabi Nuh. Tidak sedikit pun mereka mau memindahkan

nasihat dan ajakan beliau. Bahkan mereka saling memeperingatkan

sesama kaumnya:

“Jangan sekali-kali kamu meninggalkan (penyembahan) tuhan-tuhan kamu

dan jangan pula sekali-kali kamu meninggalkan (penyembahan) wadd, dan

jangan pula suwwa', yaghuts, ya'uq dan nasr ". (QS Nuh [71] : 23)

Suwwa’, Yaghuts, Ya’uq dan Nasr dulunya adalah orang-orang

yang saleh diantara mereka. Setelah mereka semua meninggal,

kaumnya sangat bersedih karena kehilangan orang-orang

yang alim diantara mereka.

Lalu setan pun membisikkan kepada kaum orang-orang saleh tersebut

untuk membuatkan patung dan diberi nama dengan nama-nama mereka,

dan disimpan di majelis-majelis mereka. Hingga kemudian, setelah orangorang

yang berilmu diantara mereka mati, mereka mulai menjadikan

patung-patung itu sebagai berhala yang disembah selain Allah.

Lalu Allah memerintahkan Nabi Nuh untuk membuat bahtera. Allah

berfirman:

“Dan buatlah bahtera itu dengan pengawasan dan petunjuk

wahyu Kami, dan janganlah kamu bicarakan dengan Aku

tentang orang-orang yang zalim itu; sesungguhnya mereka

itu akan ditenggelamkan.” (QS Hud [11] : 37)

mulailah Nabi Nuh membuat bahtera itu. Dan setiap

kali pemimpin kaumnya melewati Nabi Nuh, mereka

mengejeknya.

Nabi Nuh pun berkata kepada mereka:

"Jika kamu mengejek kami, maka sesungguhnya kami (pun) mengejekmu

sebagaimana kamu sekalian mengejek (kami). Kelak kamu akan

mengetahui siapa yang akan ditimpa oleh azab yang menghinakannya dan

yang akan ditimpa azab yang kekal." (QS Hud [11] : 38-39)

Demikianlah, Nabi Nuh dengan sabar membangun kapal tanpa

memperdulikan ejekan kaumnya. Maka setelah tiba waktunya,

dan kapal yang dibangun oleh Nabi Nuh selesai, Allah pun

berfirman kepadanya:

"Muatkanlah ke dalam bahtera itu dari masing-masing binatang sepasang

(jantan dan betina), dan keluargamu kecuali orang yang telah terdahulu

ketetapan terhadapnya dan (muatkan pula) orang-orang yang beriman.”

(QS Hud [11] : 40)

Maka Nabi Nuh berseru kepada para pengikutnya:

“Naiklah kamu sekalian ke dalamnya dengan menyebut nama Allah di

waktu berlayar dan berlabuhnya. Sesungguhnya Tuhanku benar-benar

Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.”

Di dalam ayat yang lain Allah mengisahkan kejadian itu:

“Maka Kami bukakan pintu-pintu langit dengan (menurunkan) air yang

tercurah. Dan Kami jadikan bumi memancarkan mata air-mata air, maka

bertemulah air-air itu untuk suatu urusan yang sungguh telah ditetapkan.

Dan Kami angkut Nuh ke atas (bahtera) yang terbuat dari papan dan

paku, Yang berlayar dengan pemeliharaan Kami sebagai balasan bagi

orang-orang yang diingkari (Nuh).” (QS Al-Qamar [54] : 11-12)

Allah menurunkan hujan yang tiada henti-hentinya dan semua mata air di

bumi memancarkan air, dan keduanya bertemu menimbulkan air bah

yang sangat besar, banjir yang sangat tinggi dengan gelombang seolah

mencapai puncak gunung, banjir yang paling besar dalam

sejarah manusia. Pada saat itu Nabi Nuh memanggil anaknya

yang berada di tempat jauh dan terpencil dan tidak ikut naik

ke kapal.

“Hai anakku, naiklah kapal bersama kami, dan janganlah kamu bersama

orang-orang yang kafir.”

Anaknya menjawab:

“Aku akan mencari perlindungan ke gunung yang dapat memeliharaku

dari air bah!" Nuh berkata: "Tidak ada yang melindungi hari ini dari azab

Allah selain Allah (saja) Yang Maha Penyayang". Dan gelombang menjadi

penghalang antara keduanya; maka jadilah anak itu termasuk orangorang

yang ditenggelamkan.” (QS Hud [11] : 42-43)

Anak Nabi Nuh tidak mau mengikuti seruan ayahnya,

ia lebih memilih untuk bersama orang-orang kafir hingga

akhirnya ia binasa dan tenggelam bersama mereka.

Demikin pula isteri Nabi Nuh, ikut tenggelam bersama orang-orang kafir

karena menolak ajakan suaminya untuk beribadah hanya kepada Allah

saja. Allah menjadikannya sebagai contoh untuk diambil pelajaran di

dalam Al-Qur’an:

Allah membuat isteri Nuh dan isteri Luth sebagai perumpamaan bagi

orang-orang kafir. Keduanya berada di bawah pengawasan dua orang

hamba yang saleh di antara hamba-hamba Kami; lalu kedua isteri itu

berkhianat kepada suaminya (masing-masing), maka suaminya itu tiada

dapat membantu mereka sedikitpun dari (siksa) Allah; dan dikatakan

(kepada keduanya): "Masuklah ke dalam jahannam bersama

orang-orang yang masuk (jahannam)".

(QS At-Tahrim [66] : 10)

Setelah semua penduduk bumi telah binasa dan tidak tersisa kecuali

orang-orang yang beriman kepada Allah _, maka Dia pun berfirman:

"Hai bumi telanlah airmu, dan hai langit (hujan) berhentilah," dan airpun

disurutkan, perintahpun diselesaikan dan bahtera itupun berlabuh di atas

bukit Judi , dan dikatakan: "Binasalah orang-orang yang zalim." (QS Hud

[11] : 44)

Demikianlah teman-teman, akhirnya Nabi Nuh bersama orang-orang

yang beriman yang berada di atas bahtera diselamatkan Allah dari azab

yang diperuntukkan bagi orang-orang kafir.

Allah mengisahkannya di banyak tempat dalam Al-Qur’an,

agar kita bisa menjadikannya sebagai pelajaran.

Allah berfirman:

“Dan sesungguhnya telah Kami jadikan kapal itu sebagai pelajaran, maka

adakah orang yang mau mengambil pelajaran? Maka alangkah dahsyatnya

azab-Ku dan ancaman-ancaman-Ku. Dan sesungguhnya telah Kami

mudahkan Al-Quraan untuk pelajaran, maka adakah orang yang

mengambil pelajaran?” (QS Al-Qamar [54] : 15-17)

1. Nabi Nuh _ adalah Rasul pertama yang diutus kepada umat

manusia.

2. Dakwah Nabi Nuh adalah sama dengan dakwah para Nabi dan

Rasul, mengajak manusia untuk menyembah dan beribadah hanya

kepada Allah saja, dan tidak menyekutukan Dia dengan sesuatu

apapun.

3. Bersabar di dalam dakwah dan nasihat dalam kebaikan

dan kebenaran. Lihatlah bagaimana Nabi Nuh sangat

sabar dalam berdakwah kepada kaumnya selama

950 tahun lamanya.

4. Seorang anak yang durhaka kepada orang tuanya yang mengajak

kepada jalan kebenaran, dan tidak beriman kepada Allah, akan

binasa bersama orang-orang yang kafir dan sesat, meskipun

ayahnya adalah seorang Nabi. Lihatlah contoh anak Nabi Nuh _,

yang menolak ajakan ayahnya dan akhirnya tenggelam bersama

orang-orang kafir.

Sangat jauh berbeda dengan Nabi Ismail _

yang begitu taat kepada ayahnya, Nabi Ibrahim _ dalam

melaksanakan perintah Allah, beliau bahkan mendapat pujian dari

Allah di dalam Al-Qur’an.

5. Allah _ akan selalu menolong orang-orang yang beriman dan

membinasakan orang-orang yang kafir kepada-Nya.

KUIS

Jawablah pertanyaan di bawah :

1. Siapakah Rasul pertama yang diutus kepada umat manusia?

2. Apakah yang didakwahkannya kepada kaumnya?

3. Berapa lamakah beliau berdakwah kepada kaumnya?

4. Azab apa yang Allah timpakan kepada kaum Nabi Nuh?

5. Bagaimana Allah menyelamatkan Nabi Nuh dan para pengikutnya dari

orang-orang yang beriman?

Read More >>