Sabtu, 29 Januari 2011

jenis-jenis hama dan penyakit tanaman, pengendalian hama dan penyakit cabai


I. PENDAHULUAN


1.1 Latar Belakang

Cabai (Capsicum annuum L) termasuk jenis tanaman yang mempunyai daya adaptasi tinggi. Tanaman ini dapat tumbuh dan berkembang baik di dataran rendah maupun dataran tinggi, sifat inilah yang menyebabkan tanaman cabai dapat dijumpai hampir disetiap daerah dan cabai merupakan sayuran penting yang dikomsumsi sebagian besar penduduk Indonesia dari berbagai tingkat sosial. Hal ini disebabkan penggunaan cabai yang cukup luas, diantaranya sebagai penyedap makanan, bahan baku industri (makanan, obat-obatan, dan kosmetik) dan sumber devisa. Sebagai penyedap makanan cabai mengandung vitamin C yang cukup tinggi sehingga tidak mengherankan jika cabai menjadi sumber pendapatan petani sayuran. Menurut Pickersgill (1989) terdapat lima species cabai yang didomestikasi yaitu Capsicum annuum, Capsicum frutescens, Capsicum chinense, Capsicum bacctum, dan Capsicum pubescens. Diantara kelima species tersebut yang memiliki potensi ekonomis ialah Capsicum annuum dan Capsicum frutescens sedangkan lainnya hanya terbatas di Amerika Selatan saja.

Di indonesia cabai yang dibudidayakan secara luas juga termasuk kedalam dua spesies tersebut, ada tiga jenis cabai yang dibudidayakan petani Indonesia di antaranya cabai merah, cabai rawit dan cabai paprika. Masing-masing jenis memiliki karakteristik sendiri misalnya tentang sosok tanaman, keadaan buah, dan kandungan kimiawinya. Banyak kendala yang dihadapi dalam peningkatan produksi tanaman cabai di Indonesia, kendala produksi yang paling penting yaitu sebagai berikut.
A. Kurangnya kuantitas benih cabai yang tersedia dan bermutu tinggi.
B. Menurunnya tingkat kesuburantanah karena penanaman cabai dan sayuran lainnya secara terus menerus.
C. Kehilangan hasil panen yang tinggi akibat serangan hama penyakit dipertanaman cabai dan kehilangan hasil karena penanganan pasca panen.
Selain kendala diatas penggunaan pestisida, pupuk dan tenaga kerja membutuhkan biaya yang paling mahal sehingga menurunkan pendapatan petani. Selain faktor-faktor diatas daya serap pasar, baik untuk keperluan segar maupun olahan serta perkembangan harga yang tidak stabil ikut berpengaruh terhadap pendapatan hasil petani.

1.2 Tujuan Umum dan Khusus Praktik Umum

A. Tujuan Umum
Praktik Umum merupakan salah satu syarat untuk dapat mengikuti perkuliahan selanjutnya serta pengajuan skripsi, tujuan umum bertujuan untuk melatih dan menambah wawasan seberapa jauh mahasiswa memahami materi yang telah diberikan untuk dapat turun langsung melaksanakan praktik.

B. Tujuan Khusus
Pelaksanaan Praktik Umum memiliki tujuan bagi penulis yaitu mengamati hama dan penyakit pada tanaman cabai (Capsicum annuum L) serta bagaimana cara mengendalian hama dan penyakit tersebut sehingga dapat menanggulangi.












II. GAMBARAN UMUM LOKASI PRAKTIK UMUM (PU)



2.1 Lokasi

Gapoktan Mekar Sari berlokasi dikampung kagungan dalam, kecamatan menggala, kabupaten Tulang Bawang. Jarak lokasi praktik dari kampus UMPTB berkisar ± 6 km, luas areal dikelompok tani ini sekitar 20,5 ha. Lokasi Kelompok Tani Mekar sari memiliki batasan diantaranya
A. Sebelah utara berbatasan dengan sungai kalimiring
B. Sebelah selatan berbatasan dengan kampong tua
C. Sebelah barat berbatasan dengan kampong tirta kencana dan
D. Sebelah timur berbatasan dengan jalan lintas timur.

2.2 Lingkup kegiatan usaha

Kelompok Tani Mekar Sari merupakan salah satu kelompok tani yang bergabung dalam GAPOKTAN (Gabungan Kelompok Tani) dibawah naungan BP3K Kabupaten Tulang Bawang. Kelompok Tani Mekar Sari didirikan pada tahun 1997 yang merupakan keinginan dari penduduk setempat, yang saat ini kelompok tani tersebut diketuai oleh bapak parmin dibawah pengawasan BP3K (Badan Penyuluhan, Pertanian, Perikanan, dan Kelautan).








III. PELAKSANAAN KEGIATAN


3.1 Waktu dan Tempat

Kegiatan praktik umum dikelompok tani mekar sari dilaksanakan selama 45 hari, dimulai sejak tanggal 15 November sampai dengan 29 Desember 2010. Yang betempat dikelompok Tani Mekar Sari kampung Kagungan Dalem, Kecamatan Menggala, Kabupaten Tulang Bawang.

3.2 Metode Praktik Umum

Metode yang penulis gunakan saat melaksanakan Praktik ialah

A. Metode Observasi Lapang
Yaitu dengan melakukan pengamatan secara langsung keareal tanaman cabai, mengamati hama dan penyakit serta bagaimana pengendalian hama dan penyakit tersebut.

B. Metode Wawancara
Yaitu dengan bertanya langsung terhadap petani, kegiatan apa saja yang dilakukan saat melakukan kegiatan diareal pertanian sehingga yang disampaikan oleh para petani menjadi bahan masukan bagi penulis.








IV. HASIL DAN PEMBAHASAN



4.1 Hasil kegiatan

Hambatan paling besar bertanam cabai biasanya datang dari keberadaan hama dan penyakit seringkali yang membuat tanaman rusak pada bagian tertentu yang bisa menyebabkan puso. Cukup banyak jenis-jenis hama maupun penyakit yang menyerang tanaman cabai ini dari fase benih sampai panen. Namun hanya beberapa yang utama dan paling merusak. Berikut adalah pembahasan mengenai hama dan penyakit utama pada tanaman cabai. Sebagai tanaman budidaya, tentu saja pengembangan tanaman cabai tidak bisa terlepas dari pengendalian hama dan penyakit. Meskipun komoditas ini sangat menjanjikan, namun tidak sedikit dari para petani kita yang mengeluh akibat kehadiran pengganggu keberhasilan budidayanya. Tidak hanya hama, bahkan penyakit pun kerap menjadi penyebab utama kerusakan cabai. Kerugian yang diakibatkan hama maupun penyakit telah membuat tidak sedikit para petani yang bangkrut dan kapok untuk bertanam lagi. Menurut sebagian petani hingga kini belum ada cara yang benar-benar ampuh untuk mengobati buah cabai yang sudah terserang hama dan penyakit. Bukannya mereka tidak mau tahu atau pasrah terhadap kehadiran “para pengganggu” ini, namun sudah banyak yang dilakukan dalam upaya mengobati tanaman yang sudah terkena serangan. Salah satunya adalah dengan penyemprotan baik itu menggunakan insektisida maupun fungisida. Karena kekhawatiran akan meluas atau terkena serangan, penyemprotan seringkali dilakukan secara serampangan tanpa pertimbangan. Akibatnya kesalahan pemilihan pestisida yang diberikan dan teknik pengendalian yang kurang baik bisa menjadi bumerang yang berakibat fatal. Untuk itulah, teknik pengendalian yang baik yang dikenal dengan tehnik pengendalian hama terpadu sangat dianjurkan untuk mengatasi musuh-musuh utama tanaman cabai ini. Berikut adalah musuh-musuh utama petani cabai yang sering menyerang tanaman cabai

4.2 Pembahasan

Hama dan Penyakit yang menyerang Tanaman Cabai
A. Hama yang menyerang Tanaman Cabai dan cara pengendalian
Hama yang menyerang tanaman cabai di Kelompok Tani Mekar Sari antara lain sebagai berikut
1. Ulat Grayak (spodoptera litura F)

Hama ini tak berbeda dengan jenis ulat lain yang juga suka makan daun. Namun keistimewaannya adalah saat memasuki stadia larva, hama ini termasuk hewan yang sangat rakus. Hanya dalam waktu yang tidak lama, daun-daun cabai bisa rusak olehnya. Ulat yang setelah dewasa berubah menjadi sejenis ngengat ini akan memakan daun-daunan pada masa larva untuk menunjang perkembangan metamorfosis-nya. Ulat grayak tidak hanya menyerang tanaman cabai saja melainkan juga tanaman pisang, bawang, pepaya, kentang, padi, kacang dan lain-lain.

Pengendalian :
untuk cara yang efektif penyemprotan dilakukan terhadap ngengat dewasa yang hendak meletakkan telurnya pada tanaman inang .insektisida biologis Turex WP konsentrasi 1 – 2 gr/Lt.sumo 50ec, prevathon dll dapat digunakan untuk disemprotkan.

Gambar. Tanaman cabai yang terserang hama ulat.

2. Hama Thrips (Thrips parvispinus karny)

Hama Thrips (Thrips parvispinus karny) sudah tidak asing lagi bagi para petani cabai. Menurut beberapa sumber, thrips yang menyerang cabai tergolong sebagai pemangsa segala jenis tanaman, jadi serangan pada tanaman cabai hanya salah satunya saja. Dengan panjang tubuh sekitar ± 1 mm, serangga ini tergolong sangat kecil namun masih bisa dilihat dengan mata telanjang. Thrips biasanya menyerang bagian daun muda dan bunga.
Serangan paling parah biasanya terjadi pada musim kemarau, namun tidak menutup kemungkinan pada saat musim hujan bisa juga terjadi serangan. Gejala yang bisa dikenali dari kehadiran hama ini adalah adanya strip-strip pada daun dan berwarna keperakan. Adanya noda keperakan itu tidak lain akibat adanya luka dari cara makan hama thrips. Dalam beberapa waktu kemudian, noda tersebut akan berubah warna menjadi coklat muda. Yang paling membahayakan dari thrips adalah selain dia sebagai hama perusak namun juga sebagai carrier atau pembawa bibit penyakit (berupa virus) yang menyebabkan penyakit pada tanaman cabai. Untuk itu, bila kita mampu mengendalikan hama thrips, tidak hanya memberantas dari serangan hama namun juga bisa mencegah penyebaran penyakit akibat virus yang dibawanya.

Pengendalian:
Hama ini bisa dilakukan secara kultur teknis maupun kimiawi. Secara teknis dapat dilakukan dengan melakukan pergiliran tanaman atau tidak menanam cabai secara bertahap dengan selisih waktu lebih lama, selain itu dapat juga menggunakan perangkap kuning yang dilapisi lem. Sedangkan pengendalian kimia bisa dilakukan dengan penyemprotan insektisida Winder 25WP konsentrasi anjuran 0.25 - 0.5 gr /liter atau bisa juga menggunakan insektisida bentuk cair Winder 100EC dengan konsenstrasi 0.5 – 1 cc/L.

Gambar. Hama menyerang tanaman cabai
B. Penyakit yang menyerang tanaman Cabai dan cara pengendalian
Adapun penyakit yang menyerang Tanaman Cabai adalah sebagai berikut
1. Penyakit Layu Bakteri (Pseudomonas solanacearum)
Bakteri penyebab layu merupakan penyakit kedua yang meresahkan petani setelah antraknosa. Penyebab layu bakteri ini adalah Pseudomonas solanacearum yang serangannya ditandai dengan gejala layu pada tanaman cabe yang mengalami kesembuhan pada waktu sore hari, tetapi lama kelamaan kelayuannya terjadi secara keseluruhan dan menetap. Bakteri ini biasanya ditularkan melalui tanah, benih, bibit, sisa-sisa tanaman, pengairan, nematoda atau alat-alat pertanian. Selain itu bakteri ini mampu bertahan selama bertahun-tahun di dalam tanah dalam keadaan tidak aktif. Bakteri layu cepat meluas terutama di tanah dataran rendah, gejala kelayuan yang mendadak seringkali tidak bisa diantisipasi. Tanaman yang sehat tiba –tiba saja layu yang dalam waktu tidak sampai 3 hari besoknya langsung mati.
Gambar. Layu Bakteri

Pengendalian :
Untuk memastikan penyebab layu tersebut kita bisa mengambil tanaman yang terserang, kemudian pangkal batangnya dibelah untuk direndam pada gelas yang berisi air bening. Apabila bakteri maka akan ditandai dengan keluarnya cairan berwarna coklat susu berlendir semacam asap yang keluar pembuluh batangnya di dalam air. Untuk mengatasinya tak ada jalan lain selain menyingkirkan tanaman yang terserang, dan tetap menjaga agar bedengan tanam selalu dalam kondisi kering di luar. Selain itu, melakukan rotasi tanaman dengan tanaman yang tidak sefamili bisa mengurangi resiko serangan penyakit tersebut. Secara kimiawi, penyakit ini dapat dicegah dengan menyiram larutan Kocide 77WP konsentrasi 5 - 10 gr/liter pada lubang tanam sebanyak 200 ml/tanaman interval 10 - 14 hari dan dimulai saat tanaman mulai berbunga.

2. Penyakit Bercak Daun (Phytophthora capsici)
Penyakit ini ditandai dengan adanya bercak-bercak berupa bulatan seperti cacar pada daun. Bila dibiarkan akan menyebabkan daun-daun cabai gugur sehingga pertumbuhan kurang optimal. Gejala pada daun tersebut ternyata baru serangan awal saja karena bila dibiarkan, akan menyerang batang, tangkai daun serta tangkai bunga. Seperti halnya layu bakteri, cendawan Cercospora capsici penyebab bercak daun ini dapat bertahan hidup pada sisa-sisa tanaman.

Gambar. Tanaman terserang penyakit Bercak daun

Pengendalian :
Pengendalian terhadap penyakit ini dapat dilakukan dengan membuang tanaman yang terserang sekaligus membersihkan sanitasi lingkungan tanaman. Secara kimia dapat juga dicegah dengan fungisida kontak bahan aktif tembaga hidroksida seperti Kocide 54WDG, Kocide 77WP, dan atau fungisida bahan aktif Mankozeb yaitu Victory 80WP.

3. Penyakit Bercak Bakteri (Xanthomonas campetres)
Tanaman cabai yang terserang penyakit ini awalnya terlihat memiliki bercak sirkuler berukuran kecil, kemudian timbul bisul berwarna hijau pucat yang ditengahnya melekuk kedalam. Patogen ini menyerang daun, buah, dan batang. Di tempat terserang tampak bintik-bintik berwarna cokelat di tengah dan dikelilingi lingkaran klorosis tidak beraturan. Gejala sangat jelas terlihat di permukaan daun sebelah atas. Di buah, gejala serangan ditandai adanya bercak cokelat.

Gambar. Bercak Bakteri

Pengendalian :
dengan merendam benih menggunakan bakterisida berbahan aktif stretomisin sulfat dan oksitetrasiklin. Daun,ranting dan buah yang berserakan di atas bedengan agar di bersihkan dan dimusnahkan. Rotasi tanaman dengan tanaman bukan famili cabai sangat dianjurkan. Tekan serangan bercak bakteri ini dengan fungisida berbahan aktif tembaga seperti Kocida 60 WDG, Cupravit, Trimiltox.












V. KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan
Berdasarkan kegiatan praktik umum di kelompok Tani Mekar Sari penulis menyimpulkan :
1. Dari hasil pengamatan selama praktik penulis menemukan dan mengidentifikasi hama dan penyakit pada tanaman cabai antara lain pada hama yaitu ulat grayak dan thrips, sedangkan untuk penyakit yang menyerang yaitu penykit layu, bercak daun dan bercak bakteri
2. Kondisi lingkungan, iklim dan pengelolaan tanaman sangat mempengaruhi laju pertumbuhan hama dan penyakit tanaman cabai
5.2 Saran
Penulis berharap agar disetiap mahasiswa melakukan kegiatan praktik pembimbing dapat selalu mengawasi dan membimbing secara penuh sehingga materi yang telah diberikan selama kuliah dapat diaplikasikan secara baik serta dapat mampu mendalami secara langsung dalam kegiatan praktik.







DAFTAR PUSTAKA

Nur Tjahjadi, Ir. 1989. Hama dan Penyakit Tanaman. Kanisius, Yogyakarta.
Santika, Adhi. 1995. Agribisnis Cabai. Penebar Swadaya, Jakarta.
U, K. 1993. Pengantar Pengelolaan Hama Terpadu. Gadjah Mada University Press, Yogyakarta.
Wudianto, Rini. 1999. Petunjuk Penggunaan Pestisida. Penebar Swadaya, Jakarta.
www.ilmupetani.com/pengendalian-hama-penyakit-terpadu
www.wirausahatani.com/jenis-hama-penyakit-tanaman
























LAMPIRAN


















Gambar 1. Menanam Cabai


Gambar 2. Menyulam Tanaman Cabai



Gambar 3. Sedang Melakukan Pemupukan


Gambar 4. Melakukan Penyiangan Rumput


Gambar 5. Tanaman Mulai Berbuah


Gambar 6. Tanaman Terserang Penyakit

FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS MEGOW PAK TULANG BAWANG
Jl. Lintas Timur Sumatra Tiuh Toho, Menggala Tulang Bawang
Telp. 0828-7572713, 08127283280, Fax : (0726) 21040; (0726) 21402; (0726) 21597

JURNAL KEGIATAN HARIAN PRAKTIK UMUM

Nama : Arif Kuswardani
Npm : 070301009
Jurusan : Agroekoteknologi
Judul : Pengendalian Hama Dan Penyakit Pada Budidaya Cabai (Capsicum Annuum L) Di Kelompok Tani Mekar Sari Kampung Kagungan Rahayu Kecamatan Menggala Kabupaten Tulang Bawang
Hari Tanggal Jenis kegiatan Pembimbing Lapang
1 15-11-2011 Meninjau lokasi praktik
2 16-11-2011 Perkenalan dengan petani
3 17-11-2011 Libur hari raya idul adha
4 18-11-2011 Mengamati areal cabai
5 19-11-2011 Penyirami tanaman
6 20-11-2011 Bertanya/ wawancara pada petani
7 21-11-2011 Menyirami tanaman
8 22-11-2011 Pemupukan
9 23-11-2011 Konsultasi pada pembimbing lapang
10 24-11-2011 Penyulaman tanaman
11 25-11-2011 Mengamati tanaman cabai
12 26-11-2011 Penyiraman tanaman
13 27-11-2011 Penyemprotan pestisida
14 28-11-2011 Melihat areal singkong



Hari Tanggal Jenis kegiatan Pembimbing
15 29-11-2011 Melihat sistem pengairan
16 30-11-2011 Pemupukan tanaman cabai
17 1-12-2011 Mengamati tanaman cabai
18 2-12-2011 Penyiraman tanaman
19 3-12-2011 Membantu memasang ajir tanaman
20 4-12-2011 Konsultasi pada pembimbing lapang
21 5-12-2011 Mengamati penyakit
22 6-12-2011 Wawancara ke petani
23 7-12-2011 Membantu memasang ajir kacang panjang
24 8-12-2011 Penyiraman
25 9-12-2011 Penyulaman tanaman
26 10-12-2011 Mengamati hama
27 11-12-2011 Melihat pembibitan tomat
28 12-12-2011 Pembersihan gulma
29 13-12-2011 Penyiraman
30 14-12-2011 Wawancara pada petani
31 15-12-2011 Penyemprotan insektisida
32 16-12-2011 Pengamatan hama dan penyakit
33 17-12-2011 Penyiraman tanaman
34 18-12-2011 Pembersihan gulma
35 19-12-2011 Konsultasi pada pembimbing lapang
36 20-12-2011 Mengamati penyakit layu bakteri
37 21-12-2011 Penyiraman tanaman





38 22-12-2011 Mengamati hama thrips
38 23-12-2011 Penyiraman
40 24-12-2011 Pengendalian hama penyakit
41 25-12-2011 Mengamati hama penyakit
42 26-12-2011 Membuat papan struktur
43 27-12-2011 Membuat papan struktur
44 28-12-2011 Membuat cendra mata
45 29-12-2011 Perpisahan

Tidak ada komentar: