Rabu, 18 Agustus 2010

keutamaan hari-hari di bulan ramadhan

Dari Ali bin Abi Thalib r.a. bahwa dia berkata: Nabi SAW ditanyatentang keutamaan-keutamaan tarawih di bulan Ramadhan. Kemudian beliaubersabda;



Orang mukmin keluar dari dosanya pada malam pertama, seperti saat dia dilahirkan oleh ibunya.

Dan pada malam kedua, ia diampuni, dan juga kedua orang tuanya, jikakeduanya mukmin.

Dan pada malam ketiga, seorang malaikat berseru dibawah 'Arsy: "Mulailah beramal, semoga Allah mengampuni dosamu yang telah lewat".

Pada malam keempat, dia memperoleh pahala seperti pahala membaca Taurat, Injil, Zabur, dan Al-Furqan (Al-Quran).

Pada malam kelima, Allah Ta'ala memeberikan pahala seperti pahala orang yang shalat di Masjidil Haram, masjid Madinah dan Masjidil Aqsha.

Pada malam keenam, Allah Ta'ala memberikan pahala orang yang berthawaf di Baitul Makmur dan dimohonkan ampun oleh setiap batu dan cadas.

Pada malam ketujuh, seolah-olah ia mencapai derajat Nabi Musa a.s. dan kemenangannya atas Fir'aun dan Haman.

Pada malam kedelapan, Allah Ta'ala memberinya apa yang pernah Dia berikan kepada Nabi Ibrahin a.s.

Pada malam kesembilan, seolah-olah ia beribadat kepada Allag Ta'ala sebagaimana ibadatnya Nabi SAW.

Pada Malam kesepuluh, Allah Ta'ala mengaruniai dia kebaikan dunia dan akhirat.

Pada malam kesebelas, ia keluar dari dunia seperti saat ia dilahirkan dari perut ibunya.

Pada malam keduabelas, ia datang pada hari kiamat sedang wajahnya bagaikan bulan di malam purnama.

Pada malam ketigabelas, ia datang pada hari kiamat dalam keadaan aman dari segala keburukan.

Pada malam keempat belas, para malaikat datangseraya memberi kesaksian untuknya, bahwa ia telah melakukan shalattarawih, maka Allah tidak menghisabnya pada hari kiamat.

Pada malam kelima belas, ia didoakan oleh para malaikat dan para penanggung (pemikul) Arsy dan Kursi.

Pada malam keenam belas, Allah menerapkan baginya kebebasan untuk selamat dari neraka dan kebebasan masuk ke dalam surga.

Pada malam ketujuh belas, ia diberi pahala seperti pahala para nabi.

Pada malam kedelapan belas, seorang malaikat berseru, "Hai hamba Allah, sesungguhnya Allah ridha kepadamu dan kepada ibu bapakmu."

Pada malam kesembilan belas, Allah mengangkat derajat-derajatnya dalam surga Firdaus.

Pada malam kedua puluh, Allah memberi pahala para Syuhada (orang-orang yang mati syahid) dan shalihin (orang-orang yang saleh).

Pada malam kedua puluh satu, Allah membangun untuknya sebuah gedung dari cahaya.

Pada malam kedua puluh dua, ia datang pada hari kiamat dalam keadaan aman dari setiap kesedihan dan kesusahan.

Pada malam kedua puluh tiga, Allah membangun untuknya sebuah kota di dalam surga.

Pada malam kedua puluh empat, ia memperoleh duapuluh empat doa yang dikabulkan.

Pada malam kedua puluh lima, Allah Ta'ala menghapuskan darinya azab kubur.

Pada malam keduapuluh enam, Allah mengangkat pahalanya selama empat puluh tahun.

Pada malam keduapuluh tujuh, ia dapat melewati shirath pada hari kiamat, bagaikan kilat yang menyambar.

Pada malam keduapuluh delapan, Allah mengangkat baginya seribu derajat dalam surga.

Pada malam kedua puluh sembilan, Allah memberinya pahala seribu haji yang diterima.



Dan pada malam ketiga puluh, Allah berfirman: "Haihamba-Ku, makanlah buah-buahan surga, mandilah dari iar Salsabil danminumlah dari telaga Kautsar. Akulah Tuhanmu, dan engkau hamba-Ku" (HR Majalis).

Sumber : Kitab Majalis al Ulama
Read More >>

Allah Maha Segalanya

Wahai sahabat, bacalah dengan rasa cintamu, hayatilah dengan ketulusan kasihmu.
Berikut untaian kata, yang tertuang untukmu yang hilaf.
Insya Allah,menambah kecintaanmu pada Allah.
Amiin.....
.Untukmu yang selalu Kucintai,
Saat kau bangun di pagi hari, Aku memandangmu dan berharap engkau akan berbicara kepada-Ku.
Bercerita, meminta pendapat-Ku, mengucapkan sesuatu untuk-Ku walaupun hanya sepatah kata.
Sebelum makan siang Aku melihatmu memandang ke sekeliling.
Mungkin engkau merasa malu untuk berbicara kepada-ku.
Ituah sebabnya engkau tidak sedikitpun menyapa-Ku.
Engkau memandang tiga atau empat meja sekitarmu dan melihat beberapa temanmu berbicara dan menyebut nama-Ku dengan lembut sebelum menyantap makanan yang Kuberikan, tetapi engkau tidak melakukannya.
Ah, tak jua kau menyapa-Ku saat Shubuh, Dzuhur, Ashar, Maghrib, dan Isya.
Lagi-lagi kau masih tidak mengacuhkan Aku.
Tak ada sepatah kata, tak ada seucap do'a, tak pula ada harapan dan keinginan untuk bersujud kepada-Ku.
Apakah salah-Ku padamu?
Rizki yang Kulimpahkan, kesehatan yang Kuberikan, harta yang Kurelakan, makanan yang Kuhidangkan, keselamatan yang Kukaruniakan, kebahagiaan yang Kuanugerahkan, apakah hal itu tidak membuatmu ingat kepada-Ku?
Percayalah, Aku selalu mengasihimu, dan Aku tetap berharap suatu saat engkau menyapa-Ku, memohon perlindungan-Ku, bersujud menghadap-Ku, kembai kepada-Ku.
Yang selalu menyertaimu setiap saat,
Allah.
.Subhanallah, tangan ini seakan tak mampu menorehkannya.
Air mata ini tak mampu menahan bendungannya yang mengucur deras.
Sejenak tangan ini terhenti, menyeka air mata yang terus membanjiri mengikuti irama deras hujan.
Perlahan jemari ini bergerak seakan ada yang menuntunnya.
Duhai sahabatku..
Duhai Akhi wa Ukhti Habiballah, tulisan ini hanyalah khiasan.
Kupersembahkan untuk umat Allah, untukmu, dan untukku.
Jika engkau meresapinya, engkau akan merasakan malu. Sangat malu.
Namun ketahuilah wahai insan, keagungan-Nya tidak berkurang baik kita memuji-Nya ataupun tidak.
Allah tak pernah sedih jika kita melupakan-Nya.
Ia tak butuh apa-apa dari kita tetapi kitalah yang senantiasa membutuhkan-Nya.
Kitalah yang harus merasakan sedih jika jiwa ini telah lalai, telah berpaling dari-Nya.
Kitalah yang harus bersyukur kepada Allah.
Dan sungguh!
Allah Maha Kaya lagi Maha Mulia.....
Read More >>

Minggu, 15 Agustus 2010

pengertian dari kitab taurat, injil dan zabur

Secara umum diketahui bahwa saudara-saudara dari umat Muslim mengenal tiga kitab suci kristiani dari 104 pewahyuan. Kendati umat Muslim sering mendapat pengajaran bahwa ketiga kitab sebelum Al-Quran itu telah dirubah, sebagian besar umat Muslim sangatlah menghargai ketiga kitab suci tersebut. Ketiga kitab suci tersebut adalah Taurat, Zabur dan Injil.

Artikel ini tidak membahas kepercayaan umat Muslim tentang pembatalan akan ketiga kitab tersebut, ataupun juga keyakinan bahwa adanya penyimpangan dalam penulisan yang dilakukan oleh umat Yahudi dan Kristen untuk ketiga kitab suci tersebut. Tujuan dari artikel ini adalah untuk menguji berbagai pendapat dari kalangan Muslim akan ketiga kitab tersebut. Bagaimana pengertian mereka tentang ketiga kitab tersebut?

Perlu dinyatakan disini tentang keyakinan penulis bahwa Taurat, Zabur dan Injil yang naskahnya masih ada di tengah-tengah umat Yahudi dan Kristen (Alkitab), adalah sama dengan kitab-kitab terdahulu yang diturunkan oleh Allah Yang Mahakuasa.

Umat Muslim percaya bahwa ketiga kitab suci terdahulu telah dilebur Nabi Muhammad dalam hubungannya dengan umat Yahudi dan Kristen yang hidup pada masanya. Istri pertama Nabi, Siti Khodijah diketahui beragama Kristen sebelum menjadi Muslim, sepupunya yang bernama Waraka(Warqa) diketahui juga sebagai seorang pelajar Alkitab yang serius dan bahkan ada kemungkinan juga menjadi seorang penterjemah. Jadi sangatlah menarik jika kita dapat mengetahui apa yang dikatakan Quran mengenai ketiga kitab suci ini, dan juga kita dapat mengetahui akan pemikiran umat Yahudi dan Kristen yang hidup pada masa itu. Dalam melakukan hal ini kita juga akan melakukan perbandingan dengan Kitab Injil.

Pengertian Umat Muslim tentang Tiga Kitab Suci
Umat Muslim pada umumnya mengenal akan Taurat, Zabur dan Injil, pengertian mereka akan ketiga kitab ini sangat sederhana. Semuanya berpikir bahwa hal ini merupakan pewahyuan yang diberikan melalui Hazrat Musa, Daud dan Isa (yang berati damai besertanya). Tapi di bawah ini kita akan melihat beberapa pendapat lain.

* Pendapat yang mengatakan bahwa Taurat setara dengan Pentateukh:
Tiga bagian dari Alkitab telah dikutip oleh Alquran menjadi bagian dari wahyu yang diterimanya yaitu : Pentateukh (Kitab Kejadian sampai dengan Ulangan) atau kitab Musa (Taurat); Mazmur Daud (Zabur) dan Injil Isa (Glasse, The Concise Encyclopedodia of Islam, hal. 72)

* Pendapat yang mengatakan bahwa Taurat setara dengan Perjanjian Lama:
Pendapat lain mengatakan bahwa Taurat lebih kurang merupakan pewahyuan yang diberikan kepada umat Yahudi.

Agama yang berhubungan dengan Ibrahim (Abraham) dan semua agama yang berhubungan dengan Yahudi dan Kristen harus menanggung konsekuensinya. Qur'an meninggikan yang satu dan mengabaikan yang lain contoh : Di antara mereka (umat dan kitabnya) ada kelompok yang berlaku benar, tapi kebanyakan dari mereka berkelakuan sangat buruk (ayat 66). Mereka diminta untuk hidup sesuai dengan Torah (Taurat) dan Evangel (Injil), tapi seperti para pendahulu organisasi agama tradisi lainnya, kaum Yahudi dan Keristen saling bertengkar satu sama lain bahwa masing-masinglah yang mempunyai kunci ke jalan keselamatan dalam eksklusivitas mereka :'Umat Yahudi berkata bahwa umat Kristen tak mempunyai dasar atas keyakinan mereka sedang umat Kristen mengatakan yang sebaliknya, padahal mereka semuanya membaca kitab tersebut.' (II,120). (FazlurRahman, Islam halaman 27)

Dari kutipan di atas dari Fazlur Rahman diketahui bahwa Kitab yang menjadi dasar umat Yahudi dan Kristen adalah Taurat dan Injil, yaitu Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru. Pemikiran ini berasal dari kesaksian Al-Quran sendiri. Kepercayaan yang sama juga ditunjukkan oleh A.J Arberry, Muslim dari Inggris yang menyatakan kata pengantarnya dalam penterjemahan Al-Quran:

Dalam beberapa bagian dikatakan bahwa Al-Quran telah diturunkan untuk "mengkonfirmasikan yang sebelumnya", yang berarti Kitab Taurat dan Injil; yang merupakan kitab Yahudi dan Kristen, kecuali beberapa kesalahan yang dianggap sebagai kebenaran .(Arberry, The Koran Interpreted, halaman xi).

* Pendapat yang mengatakan bahwa Taurat setara dengan Kitab yang hilang:
Abdullah Jusuf Ali kelihatannya menyetarakan Taurat dengan Perjanjian Lama ."Secara langsung dapat dikatakan bahwa ini setara dengan Kitab Yahudi." (Ali,The Holy Qur'an:Text, Translation and Commentary halaman 282). Karena kepercayaannya akan penyimpangan dari Alkitab, ada beberapa kualifikasi berikut:

Tapi Kitab tersebut telah hilang sebelum Islam disiarkan. Bagian yang hilang adalah "Hukum" dimana kehilangan terjadi oleh penyalinan secara massal yang dilakukan secara tradisional di masa kaum Yahudi dan Rasul hidup, di mana saya mencoba untuk menelusurinya dalam buku ini. (Ali,Ibid halaaman 285).

"Penyalinan massal secara tradisional" yang dimaksud Ali adalah merujuk pada Talmud (Ali,Ibid halaaman 285) (lihat bagian Interval Between Christ and Muhammad).

Jadi menurut pendapat Ali, Taurat tak lagi berlaku.

The Injil.
* Pendapat yang mengatakan bahwa Injil setara dengan Kitab yang hilang:
Sesuai dengan Injil, beberapa pendapat penyimpangan adalah benar. Pendapat penyimpangan ini pada dasarnya merujuk pada variasi tema yang sama. Namun karena hal ini, dianggap bahwa terjadi penyimpangan dalam Injil. Dengan pandangan ini muncul pendapat bahwa Injil tak lagi ada. Hal ini menyebabkan pengakuan akan adanya Perjanjian Baru sangat kecil:

Injil (dari bahasa Yunani Evangel=kabar baik=Gospel) dikatakan dalam Quran bukanlah Perjanjian Baru yang diakui sebagai kanon dalam gereja, melainkan yang diajarkan adalah yang diyakini Islam sebagai yang diajarkan Kristus. Bagian-bagian yang menyimpanglah yang selamat dan yang sekarang diakui Gereja sebagai kanon (contoh Gospel of Childhood, Gospel of Nativity, Gospel of St Barnabas- dikenal di Indonesia sebagai Injil Barnabas). (Ali Ibid, halaman 287)
* Pendapat yang mengatakan bahwa Injil setara dengan Empat Kitab pertama dari Perjanjian Baru:
Mengacu pada pendapat Cyril Glasee, ahli Muslim dari Barat, ia menggunakan 3 nama berbeda untuk Injil yaitu: Injil Yesus, Injil dan Perjanjian Baru:

Tiga bagian dari Alkitab diterima sebagai Al-Qur'an sebagai wahyu yaitu: Pentateukh, Kitab Musa (Taurat); Mazmur Daud (Zabur) dan Injil...

Tapi Zabur dan Injil tak mendapat tempat dalam norma Islam, dan isinya kemungkinan besar tak diketahui atau diabaikan oleh saudara-saudara dari Muslim. Dan Injil sangat sukar sekali diterima dalam Al-Qur'an; hal ini disebabkan Injil bertentangan dengan doktrin pemahaman Islam, dan sebagaian besar karena wujud alamiah Kristus...

Umat Muslim percaya bahwa Kitab Perjanjian Baru yang digunakan oleh umat Kristen tak benar, dan telah mengalami penyesatan. (Glasse, Ibid, halaman 72)

Karena adanya perbedaan tema inilah Injil dianggap telah mengalami penyimpangan, ada kalangan Muslim yang menolak Perjanjian Baru sebagai Injil.

* Pendapat yang mengatakan bahwa Injil setara dengan Perjanjian Baru:
Hughes membuat pernyataan yang menarik pada tahun 1885:

Injil digunakan dalam Al-Qur'an, dan secara tradisi oleh pengikut Nabi pada mulanya, yaitu tentang pewahyuan yang diberikan Allah pada Nabi Isa. Tapi di kemudian hari Injil diasosiasikan sebagai Perjanjian Baru (Hughes, Dictionary of Islam, halaman 211).

Bagi sebagian umat Muslim sangatlah sulit menerima fakta bahwa Hazrat Isa tidak berbicara atau menulis Injil. Adanya pengarang yang berbeda dari Perjanjian Baru merupakan konsep baru bagi mereka.

* Pendapat yang mengatakan Mazmur setara dengan Hazrat Daud
Mazmur atau Zabur bukan merupakan isu yang besar. Kecuali pendapat dari Cyril Glasse di atas.

Pendapat yang mengatakan bahwa Taurat, Zabur dan Injil setara dengan Alkitab:
Puncak dari semua ini adalah pendapat dari Abdul Rahman Azzam, pemimpin Muslim yang dihormati dan pendiri dari Liga Arab, dan merupakan salah seorang yang mempengaruhi Malcolm X menjadi Islam Ortodoks:

Imam Ibnu Al Qayyim berkata: Allah yang dimuliakan telah mengirim para nabiNya dan memberikan pewahyuan melalui buku untuk menunjukkan keadilan di bumi dan di surga."(Azzam, The Eternal Message of Muhammad hal. 102)

Ketika mengomentari kutipan ini, Azzam berkata," Melalui semua buku pewahyuan dilakukan oleh Allah yaitu: Alkitab, Al-Quran."(Azzam Ibid, hal. 102). Azzam telah menyetarakan ketiga kitab (Taurat, Zabur dan Injil) ini dengan Alkitab yang kita kenal sekarang.
Read More >>

Sabtu, 14 Agustus 2010

kenAnGaN teRinDaH "uNtuK yAng tersakiti" maaf

Teruntuk seseorang yang pernah ku sakiti...
Teruntuk seseorang yang kecewa dengan tingkahku selama ini,
untuk dia yang terus berdiam diri,,
untuk seseorang yang pernah mengisi namanya dihatiku ini.

Assalamu’alaikum wahai engkau yang pernah tersakiti,

Lama kita tidak saling mengirim kabar, teramat lama juga kita membangun luka antara sesama kita. Maafkanlah aku yang terus kecewa, namun aku tak pernah mengerti cara yang dewasa yang kau anggap baik untuk menyayangimu. Maafkanlah aku yang tak pernah dewasa dalam mengambil sikap.

Teramat lama aku ingin segera mengakhiri perang dingin ini. Teramat lama aku ingin kita kembali berteman seperti dulu lagi, tanpa harus ada makian antara aku dan kamu. Teramat lama dan telah teramat sesak aku menunggu waktu yang tepat untuk mengucapkan kata maaf ini
Maka maafkanlah aku.
Apakah engkau harus terus memegang kata: tidaklah mudah untuk memaafkan???

Bukankah Tuhan saja Maha Pemaaf, namun mengapa aku atau engkau tidak mampu memaafkan?
Sudah menjadi tuhan-tuhan kecilkah kita?
Atau memang engkau telah memaafkan segala kesalahanku? Namun mengapa telah terputus tali silaturahmi diantara kita?

Jangan seperti itu. Sungguh jangan seperti itu. Janganlah begitu mudah memutuskan sesuatu yang berat, janganlah begitu mudah membenci sesuatu...

Terlalu sakitkah dirimu sehingga engkau begitu membenciku???
Jangan seperti itu. Sungguh jangan seperti itu.

Dulu kita pernah berteman baik sekali,,,Dulu engkau begitu pengasih, hingga tahu betapa aku menginginkan sesuatu dan engkaupun memberikannya. Dulu, kita berdua begitu baik.

Namun mengapa setelah datang kebaikan, timbul keburukan?

Sedari awal, aku telah memaafkanmu. Bahkan aku merasa, kesalahanmu di mataku adalah akibat salahku. Aku yang memulai menanam angin, dan aku melihat badai di antara kita. Badai dingin yang amat begitu menyesakkan. Paling tidak untukku.

Jangan takut jika engkau khawatir perasaan cinta yang dulu melekat akan kembali timbul. Aku bukanlah seseorang yang seperti dulu lagi. Aku telah mengubah sudut pandangku tentang seseorang yang layak aku cintai.

Mengapa setelah habis cinta timbul beribu kebencian. Mengapa tidak mencoba membuka hati untuk seteguk rasa maaf. Jujur, bukan dirimu saja yang tersakiti, namun aku juga. Namun aku mencoba membuang semua sakit yang begitu menyobek hati.
Andai engkau tahu wahai engkau yang pernah kusakiti....

Pernahkah engkau menangis karenaku seperti aku menangis karenamu?
Seperti aku terisak dihadapanmu. Pernahkah?

Mungkin dirimu telah menemukan seseorang yang begitu engkau sayangi. Seseorang yang mampu membangkitkan hidupmu lagi, tetapi aku? Pernahkah engkau berpikir betapa hal yang engkau lakukan terhadapku begitu berdampak???
Bahkan setelah itu aku masih memaafkanmu, bahkan aku menunduk memintamu memaafkan aku.

Bahkan Tuhan saja memaafkan....

Tahukah wahai engkau yang pernah tersakiti, betapa aku meneteskan air mata saat menulis ini. Betapa aku seolah pendosa laksana iblis yang terkutuk. Apakah engkau mengerti apa yang kurasakan? Mengertikah dirimu?

Tak pernah ada manusia yang luput dari suatu kekhilafan. Tidak aku, tidak juga kamu wahai engkau yang pernah tersakiti. Maka, bukalah pintu maafmu itu.

Untuk ini, untuk kekhilafanku yang lampau, untuk kenangan yang membuat aku,,,kamu,, sakit,
untuk segala sesuatu tentang kita, aku minta maaf.

Wassalam....
Read More >>

MENJAGA LISAN DAN AURAT


عَنْ مُعَاذِ بْنِ جَبَلٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ : قُلْتُ يَا رَسُوْلَ اللهِ، أَخْبِرْنِي بِعَمَلٍ يُدْخِلُنِي الْجَنَّةَ وَيُبَاعِدُنِي عَنِ النَّارِ، قَالَ : لَقَدْ سَأَلْتَ عَنْ عَظِيْمٍ، وَإِنَّهُ لَيَسِيْرٌ عَلىَ مَنْ يَسَّرَهُ اللهُ تَعَالَى عَلَيْهِ : تَعْبُدُ اللهَ لاَ تُشْرِكُ بِهِ شَيْئاً، وَتُقِيْمُ الصَّلاَةَ، وَتُؤْتِيَ الزَّكَاةَ، وَتَصُوْمُ رَمَضَانَ، وَتَحُجُّ الْبَيْتَ، ثُمَّ قَالَ : أَلاَ أَدُلُّكَ عَلَى أَبْوَابِ الْخَيْرِ ؟ الصَّوْمُ جُنَّةٌ، وَالصَّدَقَةُ تُطْفِئُ الْخَطِيْئَةَ كَمَا يُطْفِئُ الْمَاءُ النَّارَ، وَصَلاَةُ الرَّجُلِ فِي جَوْفِ اللَّيْلِ، ثُمَّ قَالَ : } تَتَجَافَى جُنُوْبُهُمْ عَنِ الْمَضَاجِعِ.. –حَتَّى بَلَغَ- يَعْمَلُوْنَ{ُ ثمَّ قَالَ : أَلاَ أُخْبِرُكَ بِرَأْسِ الأَمْرِ وُعَمُوْدِهِ وَذِرْوَةِ سَنَامِهِ ؟ قُلْتُ بَلَى يَا رَسُوْلَ اللهِ قَالَ : رَأْسُ اْلأَمْرِ اْلإِسْلاَمُ وَعَمُوْدُهُ الصَّلاَةُ وَذِرْوَةُ سَنَامِهِ الْجِهَادُ. ثُمَّ قَالَ: أَلاَ أُخْبِرُكَ بِمَلاَكِ ذَلِكَ كُلِّهِ ؟ فَقُلْتُ : بَلىَ يَا رَسُوْلَ اللهِ . فَأَخَذَ بِلِسَانِهِ وَقَالِ : كُفَّ عَلَيْكَ هَذَا. قُلْتُ : يَا نَبِيَّ اللهِ، وَإِنَّا لَمُؤَاخَذُوْنَ بِمَا نَتَكَلَّمَ بِهِ ؟ فَقَالَ : ثَكِلَتْكَ أُمُّكَ، وَهَلْ يَكُبَّ النَاسُ فِي النَّارِ عَلَى وُجُوْهِهِمْ –أَوْ قَالَ : عَلىَ مَنَاخِرِهِمْ – إِلاَّ حَصَائِدُ أَلْسِنَتِهِمْ . [رواه الترمذي وقال : حديث حسن صحيح]

Terjemah hadits / ترجمة الحديث :

Dari Mu’az bin Jabal radhiallahuanhu dia berkata : Saya berkata : Ya Rasulullah, beritahukan saya tentang perbuatan yang dapat memasukkan saya ke dalam surga dan menjauhkan saya dari neraka, beliau bersabda: Engkau telah bertanya tentang sesuatu yang besar, dan perkara tersebut mudah bagi mereka yang dimudahkan Allah ta’ala, : Beribadah kepada Allah dan tidak menyekutukannya sedikitpun, menegakkan shalat, menunaikan zakat, puasa Ramadhan dan pergi haji. Kemudian beliau (Rasulullah shollallohu ‘alaihi wa sallam) bersabda: Maukah engkau aku beritahukan tentang pintu-pintu surga ?; Puasa adalah benteng, Sodaqoh akan mematikan (menghapus) kesalahan sebagaimana air mematikan api, dan shalatnya seseorang di tengah malam (qiyamullail), kemudian beliau membacakan ayat (yang artinya) : “ Lambung mereka jauh dari tempat tidurnya….”. Kemudian beliau bersabda: Maukah kalian aku beritahukan pokok dari segala perkara, tiangnya dan puncaknya ?, aku menjawab : Mau ya Nabi Allah. Pokok perkara adalah Islam, tiangnya adalah shalat dan puncaknya adalah Jihad. Kemudian beliau bersabda : Maukah kalian aku beritahukan sesuatu (yang jika kalian laksanakan) kalian dapat memiliki semua itu ?, saya berkata : Mau ya Rasulullah. Maka Rasulullah memegang lisannya lalu bersabda: Jagalah ini (dari perkataan kotor/buruk). Saya berkata: Ya Nabi Allah, apakah kita akan dihukum juga atas apa yang kita bicarakan ?, beliau bersabda: Ah kamu ini, adakah yang menyebabkan seseorang terjungkel wajahnya di neraka –atau sabda beliau : diatas hidungnya- selain buah dari yang diucapkan oleh lisan-lisan mereka .

(Riwayat Turmuzi dan dia berkata: Haditsnya hasan shahih)



Pelajaran yang terdapat dalam hadits / الفوائد من الحديث :

1. Perhatian shahabat yang sangat besar untuk melakukan amal yang dapat memasukkan mereka ke surga.

2. Amal perbuatan merupakan sebab masuk surga jika Allah menerimanya dan hal ini tidak bertentangan dengan sabda Rasulullah shollallohu ‘alaihi wa sallam “Tidak masuk surga setiap kalian dengan amalnya ”. Makna hadits tersebut adalah bahwa amal dengan sendirinya tidak berhak memasukkan seseorang ke surga selama Allah belum menerimanya dengan karunia-Nya dan Rahmat-Nya.

3. Mentauhidkan Allah dan menunaikan kewajibannya adalah sebab masuknya seseorang ke dalam surga.

4. Shalat sunnah setelah shalat fardhu merupakan sebab kecintaan Allah ta’ala kepada hambanya.

5. Bahaya lisan dan perbuatannya akan dibalas dan bahwa dia dan mencampakkan seseorang ke neraka karena ucapannya.
Read More >>

Jumat, 13 Agustus 2010

wardani.arif: TANPA CINTA BAG.3 (CERPEN)

wardani.arif: TANPA CINTA BAG.3 (CERPEN): "hmmm.’’aku terlealp lagi.. mama berteriak liya bangun tau tidak ini jam brapa sudah sore, ia mama jawab ku masih dlm keadaan mengantuk ku ..."
Read More >>

"renungan ramdhan, menghitung harga napas kita"

Bernafas, mungkin sudah dianggap biasa dan tak lagi menarik dibahas oleh sebagian orang. Pasalnya, sejak bangun tidur sampai terlelap, manusia tak lepas dari kegiatan mengambil udara di alam bebas ini. Namun, pernahkah Anda memperhatikan bagaimana nikmat Allah ini sebenarnya bernilai miliaran rupiah? Tak perlu menghitung kegiatan bernafas secara keseluruhan yang melibatkan berbagai organ tubuh, cukup kiranya menjumlah rupiah dari setiap udara yang dihirup.

Sekali bernafas, umumnya manusia memerlukan 0,5 liter udara. Bila perorang bernafas 20 kali setiap menitnya, berarti udara yang dibutuhkan sebanyak 10 liter. Dalam sehari, setiap orang memerlukan 14.400 liter udara.

Lalu, berapa nilai tersebut bila dirupiahkan? Sebagaimana diketahui, udara yang dihirup manusia terdiri dari beragam gas semisal oksigen dan nitrogen. Keduanya, berturut-turut 20% dan 79% mengisi udara yang ada di sekitar manusia. Bila perbandingan oksigen dan nitrogen dalam udara yang manusia hirup sama, maka setiap kali bernafas manusia membutuhkan oksigen sebanyak 100 ml dan 395 ml lainnya berupa nitrogen. Artinya, dalam sehari manusia menghirup 2880 liter oksigen dan 11.376 liter nitrogen.

Jika harga oksigen yang dijual saat ini adalah Rp 25.000 per liter dan biaya nitrogen per liternya Rp 9.950 (harga nitrogen $ 2.75 per 2,83 liter), maka setiap harinya manusia menghirup udara yang sekurang-kurangnya setara dengan Rp 176.652.165. Dengan kata lain, bila manusia diminta membayar sejumlah udara yang dihirup berarti setiap bulannya harus menyediakan uang sebesar 5,3 Miliar rupiah. Dalam setahun, manusia dapat menghabiskan dana 63,6 Miliar.

Itu hanya jumlah uang yang diperlukan dalam setahun. Bila dihitung seluruh kebutuhan seumur hidup, pastilah nilainya lebih mencengangkan lagi. Sungguh, Allah maha pemurah atas segala karunia-Nya. Tak terkecuali nikmat Allah dari udara yang digunakan manusia sebagai bahan bernafas setiap saatnya.

Udara yang melimpah ruah di alam adalah bukti kasih sayang Allah yang luar biasa. Sekumpulan gas tersebut diberikan Allah kepada manusia dengan cuma-cuma. Tak sepeser pun dipungut dari manusia atas nikmat yang amat penting tersebut. Oleh karenanya, sudah sepantasnyalah manusia bersyukur kepada Sang Pencipta. Dia-lah Rabb yang mengurus kita di siang dan di malam hari sebagaimana firman Allah,“katakanlah: ‘Siapakah yang dapat memelihara kamu di waktu malam dan siang hari selain (Allah) Yang Maha Pemurah?’…”(QS Al Anbiyaa’ 21: 42).
Read More >>

kisah nabi nuh as

“Sesungguhnya Kami telah mengutus Nuh kepada kaumnya (dengan

memerintahkan): "Berilah kaummu peringatan sebelum datang

kepadanya azab yang pedih", (QS Nuh [71] : 1)

Teman-teman, pernahkah kalian mendengar atau membaca kisah Nabi

Nuh alalhis salam? Beliau adalah Nabi yang diutus kepada umat manusia

yang terdahulu dan juga Rasul yang pertama.

Menurut beberapa riwayat, Allah mengutus Nabi Nuh alalhis salam

sepuluh abad setelah Nabi Adam alaihis salam. Beliau juga merupakan

manusia pertama di muka bumi yang membuat kapal untuk berlayar,

dengan petunjuk dari Allah. Banyak ayat-ayat dalam Al-Qur’an yang

mengisahkan tentang Nabi Nuh alaihis salam.

Yuk, kita simak bersama-sama kisah perjuangan dakwah

beliau kepada umat manusia....!

Nabi Nuh _ diutus Allah Ta’ala ketika manusia menyembah berhala

dan tenggelam dalam kesesaan dan kekafiran. Kemudian Allah _

mengutusnya sebagai rahmat bagi umat manusia.

Di dalam Al-Qur’an, Allah _ telah menceritakan kisah Nabi Nuh dan

kaumnya serta azab berupa taufan yang membawa banjir yang besar,

yang diturunkan-Nya kepada mereka yang kafir, dan juga kisah

penyelamatan yang Dia lakukan kepada orang-orang yang berada di

dalam perahu.

Allah mengisahkan ketika Nabi Nuh _ menyeru kepada kaumnya

dan berkata: “Sesungguhnya aku adalah pemberi peringatan yang nyata bagi kamu,

agar kamu tidak menyembah selain Allah. Sesungguhnya aku takut kamu

akan ditimpa azab (pada) hari yang sangat menyedihkan". (QS Hud [11] :

25-26)

Maka para pemimpin yang kafir dari kaumnya berkata:

“Kami tidak melihat kamu, melainkan (sebagai) seorang manusia (biasa)

seperti kami, dan kami tidak melihat orang-orang yang mengikuti kamu,

melainkan orang-orang yang hina dina di antara kami yang lekas percaya

saja, dan kami tidak melihat kamu memiliki sesuatu kelebihan

apapun atas kami, bahkan kami yakin bahwa kamu adalah

orang-orang yang dusta". (QS Hud [11] : 27)

Demikianlah, orang-orang kafir mendustakan Nabi Nuh _. Dan para

pemuka kaumnya itu juga berkata:

"Sesungguhnya kami memandang kamu berada dalam kesesatan yang

nyata". (QS Al-A’far [7] : 60)

Dan Nabi Nuh pun menjawab:

“Hai kaumku, tak ada padaku kesesatan sedikitpun tetapi aku adalah

utusan dari Tuhan semesta alam. Aku sampaikan kepadamu amanatamanat

Tuhanku dan aku memberi nasehat kepadamu.

dan aku mengetahui dari Allah apa yang tidak kamu ketahui".

(QS Al-A’raf [7] : 61)

Nabi Nuh _ dengan sabar berdakwah kepada kaumnya, selama 950

tahun mengajak mereka untuk beribadah hanya kepada Allah saja, dan

tidak menyekutukan Allah dengan sesuatu apapun. Beliau juga

mengingatkan kaumnya akan nikmat-nikmat Allah yang telah Dia

anugerahkan kepada mereka. Namun tidak ada orang yang beriman

kepadanya kecuali hanya sedikit saja.

Kaumnya bahkan selalu menentangnya dan berkata:

"Hai Nuh, sesungguhnya kamu telah berbantah dengan kami, dan

kamu telah memperpanjang bantahanmu terhadap kami, maka

datangkanlah kepada kami azab yang kamu ancamkan kepada

kami, jika kamu termasuk orang-orang yang benar".

(QS Hud [11] : 32)

Karena sikap kaumnya yang selalu menentang, Nabi Nuh kemudian

mengadukan mereka kepada Allah.

Nabi Nuh berkata:

"Ya Tuhanku sesungguhnya aku telah menyeru kaumku malam dan siang,

maka seruanku itu hanyalah menambah mereka lari (dari kebenaran).

Dan sesungguhnya setiap kali aku menyeru mereka (kepada iman) agar

Engkau mengampuni mereka, mereka memasukkan anak jari mereka ke

dalam telinganya dan menutupkan bajunya (kemukanya) dan mereka

tetap (mengingkari) dan menyombongkan diri dengan sangat.”

(QS Nuh [71] : 6-7)

Begitulah kaum Nabi Nuh. Tidak sedikit pun mereka mau memindahkan

nasihat dan ajakan beliau. Bahkan mereka saling memeperingatkan

sesama kaumnya:

“Jangan sekali-kali kamu meninggalkan (penyembahan) tuhan-tuhan kamu

dan jangan pula sekali-kali kamu meninggalkan (penyembahan) wadd, dan

jangan pula suwwa', yaghuts, ya'uq dan nasr ". (QS Nuh [71] : 23)

Suwwa’, Yaghuts, Ya’uq dan Nasr dulunya adalah orang-orang

yang saleh diantara mereka. Setelah mereka semua meninggal,

kaumnya sangat bersedih karena kehilangan orang-orang

yang alim diantara mereka.

Lalu setan pun membisikkan kepada kaum orang-orang saleh tersebut

untuk membuatkan patung dan diberi nama dengan nama-nama mereka,

dan disimpan di majelis-majelis mereka. Hingga kemudian, setelah orangorang

yang berilmu diantara mereka mati, mereka mulai menjadikan

patung-patung itu sebagai berhala yang disembah selain Allah.

Lalu Allah memerintahkan Nabi Nuh untuk membuat bahtera. Allah

berfirman:

“Dan buatlah bahtera itu dengan pengawasan dan petunjuk

wahyu Kami, dan janganlah kamu bicarakan dengan Aku

tentang orang-orang yang zalim itu; sesungguhnya mereka

itu akan ditenggelamkan.” (QS Hud [11] : 37)

mulailah Nabi Nuh membuat bahtera itu. Dan setiap

kali pemimpin kaumnya melewati Nabi Nuh, mereka

mengejeknya.

Nabi Nuh pun berkata kepada mereka:

"Jika kamu mengejek kami, maka sesungguhnya kami (pun) mengejekmu

sebagaimana kamu sekalian mengejek (kami). Kelak kamu akan

mengetahui siapa yang akan ditimpa oleh azab yang menghinakannya dan

yang akan ditimpa azab yang kekal." (QS Hud [11] : 38-39)

Demikianlah, Nabi Nuh dengan sabar membangun kapal tanpa

memperdulikan ejekan kaumnya. Maka setelah tiba waktunya,

dan kapal yang dibangun oleh Nabi Nuh selesai, Allah pun

berfirman kepadanya:

"Muatkanlah ke dalam bahtera itu dari masing-masing binatang sepasang

(jantan dan betina), dan keluargamu kecuali orang yang telah terdahulu

ketetapan terhadapnya dan (muatkan pula) orang-orang yang beriman.”

(QS Hud [11] : 40)

Maka Nabi Nuh berseru kepada para pengikutnya:

“Naiklah kamu sekalian ke dalamnya dengan menyebut nama Allah di

waktu berlayar dan berlabuhnya. Sesungguhnya Tuhanku benar-benar

Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.”

Di dalam ayat yang lain Allah mengisahkan kejadian itu:

“Maka Kami bukakan pintu-pintu langit dengan (menurunkan) air yang

tercurah. Dan Kami jadikan bumi memancarkan mata air-mata air, maka

bertemulah air-air itu untuk suatu urusan yang sungguh telah ditetapkan.

Dan Kami angkut Nuh ke atas (bahtera) yang terbuat dari papan dan

paku, Yang berlayar dengan pemeliharaan Kami sebagai balasan bagi

orang-orang yang diingkari (Nuh).” (QS Al-Qamar [54] : 11-12)

Allah menurunkan hujan yang tiada henti-hentinya dan semua mata air di

bumi memancarkan air, dan keduanya bertemu menimbulkan air bah

yang sangat besar, banjir yang sangat tinggi dengan gelombang seolah

mencapai puncak gunung, banjir yang paling besar dalam

sejarah manusia. Pada saat itu Nabi Nuh memanggil anaknya

yang berada di tempat jauh dan terpencil dan tidak ikut naik

ke kapal.

“Hai anakku, naiklah kapal bersama kami, dan janganlah kamu bersama

orang-orang yang kafir.”

Anaknya menjawab:

“Aku akan mencari perlindungan ke gunung yang dapat memeliharaku

dari air bah!" Nuh berkata: "Tidak ada yang melindungi hari ini dari azab

Allah selain Allah (saja) Yang Maha Penyayang". Dan gelombang menjadi

penghalang antara keduanya; maka jadilah anak itu termasuk orangorang

yang ditenggelamkan.” (QS Hud [11] : 42-43)

Anak Nabi Nuh tidak mau mengikuti seruan ayahnya,

ia lebih memilih untuk bersama orang-orang kafir hingga

akhirnya ia binasa dan tenggelam bersama mereka.

Demikin pula isteri Nabi Nuh, ikut tenggelam bersama orang-orang kafir

karena menolak ajakan suaminya untuk beribadah hanya kepada Allah

saja. Allah menjadikannya sebagai contoh untuk diambil pelajaran di

dalam Al-Qur’an:

Allah membuat isteri Nuh dan isteri Luth sebagai perumpamaan bagi

orang-orang kafir. Keduanya berada di bawah pengawasan dua orang

hamba yang saleh di antara hamba-hamba Kami; lalu kedua isteri itu

berkhianat kepada suaminya (masing-masing), maka suaminya itu tiada

dapat membantu mereka sedikitpun dari (siksa) Allah; dan dikatakan

(kepada keduanya): "Masuklah ke dalam jahannam bersama

orang-orang yang masuk (jahannam)".

(QS At-Tahrim [66] : 10)

Setelah semua penduduk bumi telah binasa dan tidak tersisa kecuali

orang-orang yang beriman kepada Allah _, maka Dia pun berfirman:

"Hai bumi telanlah airmu, dan hai langit (hujan) berhentilah," dan airpun

disurutkan, perintahpun diselesaikan dan bahtera itupun berlabuh di atas

bukit Judi , dan dikatakan: "Binasalah orang-orang yang zalim." (QS Hud

[11] : 44)

Demikianlah teman-teman, akhirnya Nabi Nuh bersama orang-orang

yang beriman yang berada di atas bahtera diselamatkan Allah dari azab

yang diperuntukkan bagi orang-orang kafir.

Allah mengisahkannya di banyak tempat dalam Al-Qur’an,

agar kita bisa menjadikannya sebagai pelajaran.

Allah berfirman:

“Dan sesungguhnya telah Kami jadikan kapal itu sebagai pelajaran, maka

adakah orang yang mau mengambil pelajaran? Maka alangkah dahsyatnya

azab-Ku dan ancaman-ancaman-Ku. Dan sesungguhnya telah Kami

mudahkan Al-Quraan untuk pelajaran, maka adakah orang yang

mengambil pelajaran?” (QS Al-Qamar [54] : 15-17)

1. Nabi Nuh _ adalah Rasul pertama yang diutus kepada umat

manusia.

2. Dakwah Nabi Nuh adalah sama dengan dakwah para Nabi dan

Rasul, mengajak manusia untuk menyembah dan beribadah hanya

kepada Allah saja, dan tidak menyekutukan Dia dengan sesuatu

apapun.

3. Bersabar di dalam dakwah dan nasihat dalam kebaikan

dan kebenaran. Lihatlah bagaimana Nabi Nuh sangat

sabar dalam berdakwah kepada kaumnya selama

950 tahun lamanya.

4. Seorang anak yang durhaka kepada orang tuanya yang mengajak

kepada jalan kebenaran, dan tidak beriman kepada Allah, akan

binasa bersama orang-orang yang kafir dan sesat, meskipun

ayahnya adalah seorang Nabi. Lihatlah contoh anak Nabi Nuh _,

yang menolak ajakan ayahnya dan akhirnya tenggelam bersama

orang-orang kafir.

Sangat jauh berbeda dengan Nabi Ismail _

yang begitu taat kepada ayahnya, Nabi Ibrahim _ dalam

melaksanakan perintah Allah, beliau bahkan mendapat pujian dari

Allah di dalam Al-Qur’an.

5. Allah _ akan selalu menolong orang-orang yang beriman dan

membinasakan orang-orang yang kafir kepada-Nya.

KUIS

Jawablah pertanyaan di bawah :

1. Siapakah Rasul pertama yang diutus kepada umat manusia?

2. Apakah yang didakwahkannya kepada kaumnya?

3. Berapa lamakah beliau berdakwah kepada kaumnya?

4. Azab apa yang Allah timpakan kepada kaum Nabi Nuh?

5. Bagaimana Allah menyelamatkan Nabi Nuh dan para pengikutnya dari

orang-orang yang beriman?

Read More >>